Infeksi HIV AIDS masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia. Perasaan tabu untuk memeriksakan diri dan kurangnya edukasi mengenai bahaya serta cara penularan HIV, menjadi faktor tingginya angka AIDS di Indonesia. Pada tahun 2014, ada 22.869 orang yang dilaporkan terinfeksi HIV AIDS. Dari jumlah tersebut, empat persen di antaranya adalah bayi yang tertular dari ibunya sejak dalam kandungan.
Penularan virus HIV dari ibu ke bayi saat hamil memang masih banyak terjadi. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang tidak sadar bahwa dirinya sudah terinfeksi. Selain itu banyak juga ibu yang merasa tidak perlu untuk melakukan tes HIV. Padahal dokter sangat merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Satu-satunya cara untuk mendeteksi HIV adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Konsultasikan dengan bidan atau dokter kandungan yang merawat Anda.
HIV seringkali tidak menimbulkan gejala, maka meski tidak merasakan keluhan, Anda sebaiknya tetap menjalani tes HIV. Bila ibu hamil terdeteksi HIV lebih dini, maka risiko untuk menularkannya pada janin dapat ditekan. Ada pengobatan yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi. Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi HIV juga disarankan untuk melahirkan dengan proses operasi sesar. Dengan operasi sesar, maka bayi tidak akan terpapar cairan vagina, yang merupakan salah satu media penularan virus HIV.
Saat sudah terdeteksi HIV, ibu hamil juga sebaiknya memeriksakan kesehatannya secara berkala. Selain itu, ibu hamil juga sebaiknya menjaga kesehatannya agar virus HIV tidak semakin berkembang. HIV merupakan virus yang menyerang daya tahan tubuh, maka menjaga tubuh agar tetap sehat sangatlah penting. Sekali terkena suatu penyakit, biasanya penyakit akan menjadi semakin sulit untuk disembuhkan. Konsumsi obat HIV, yaitu ARV atau antiretroviral juga sebaiknya dilakukan dengan teratur agar ibu hamil dan janin tetap sehat. Namun konsumsi obat ARV harus sesuai dengan petunjuk dokter agar tidak membahayakan janin.