Wed Dec 2019 2 years ago

PAN Sarankan Prabowo Tak Nyapres, Fahri: Kalau Gitu Jokowi Juga

Jakarta - Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengandaikan, bilamana Ketum Gerindra Prabowo Subianto tak nyapres pada Pilpres 2019, komunikasi politik untuk koalisi bisa lebih mudah. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menanggapi pernyataan tersebut.

"Tidak fair minta Pak Prabowo mundur (jadi capres). Kalau begitu, Pak Jokowi juga mundur," kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Fahri punya alasan atas komentarnya itu. Menurut dia, pembatalan kedua tokoh itu maju capres adalah solusi terbaik atas konflik yang selama ini terjadi. Dia menyinggung kontestasi Pilpres 2014 saat Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa bertarung.

"Begini analisisnya. Kan dulu ada konflik antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Dan lahirnya KMP dan KIH, dan konflik ini terbawa hingga ke Pilkada DKI kemarin. Jadi seperti ada konflik yang tajam di antara keduanya, sehingga ekstrem dari konflik itu, kalau terjadi lagi, konfliknya agak tajam. Nggak fair kalau Prabowo mundur, jadi Jokowi juga mundur," jelas Fahri.

Andai keduanya berkukuh kembali bertarung pada Pilpres 2019, Fahri memprediksi munculnya poros ketiga. Poros baru itu, sebut Fahri, punya kesempatan memenangi pilpres.

"Kalau nggak mundur pun akan ada poros tengah, dan bisa saja nanti poros tengah ini bakal yang menang. Jadi ada jalan tengah dari kelompok besar ini," sebut Wakil Ketua DPR itu.

 

Dia menambahkan, format koalisi Pilpres 2019 akan memiliki bentuk konkret menjelang penutupan pendaftaran KPU. Diketahui, KPU membuka pendaftaran Pilpres 2019 pada 4-10 Agustus 2018.

Namun hal itu bisa meleset andai Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan uji materi ambang batas presiden atau presidential thresholdsebesar 20 persen.

"Koalisi akan terbentuk pada 9-10 Agustus kalau masih 20 persen (presidential threshold). Kalau nol persen (PT) bisa lebih cepat, jadi parpol lebih mudah. Jadi itu yang saya lihat. Ini pertempuran yang menegangkan," tutur Fahri. 

Sebelumnya, Yandri menyatakan PAN, yang saat ini belum mendeklarasikan dukungan, melirik figur nonparpol untuk diusung pada Pilpres 2019. Sementara itu, Gerindra telah mengusung Prabowo sebagai capres.

"Tentu kalau misal tiba-tiba Pak Prabowo dengan legawa sebagai negarawan sejati menjadi king maker, misal, 'Sudahlah, saya nggak maju, saya serahkan kepada Anies atau Gatot', ya mungkin itu lebih memudahkan komunikasi dengan partai-partai lain di luar Gerindra," ujar Yandri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
 

 

 

 

Sumber: Detikcom