Wed Dec 2019 2 years ago

Mengenal Kebiri Kimia, Hukuman Pelaku Kejahatan Seksual


Jakarta - Angka kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia sampai kini masih tidak jarang terjadi. Bisa disaksikan dari media-media laksana televisi atau surat kabar, berita pemerkosaan seakan tidak terdapat habisnya. Seperti contohnya yang baru-baru ini ramai diberitakan ialah kasus pemerkosaan yang dilaksanakan M. Aris, pemuda asal Mojokerto. Ia diadukan dijatuhi hukuman penjara sekitar 12 tahun dan denda Rp100 juta subsider enam bulan pidana kurungan atas tindakan bejatnya mencabuli sembilan anak dari 2015 sampai 2018. Tidak melulu itu, ia pun dijatuhi hukuman ekstra berupa kebiri kimia. 


Keputusan kebiri kimia baru kali ini dilaksanakan di Indonesia sampai-sampai dalam pelaksanaannya masih terus dikembangkan. Kebiri kimia ialah hukuman guna pelaku kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia. Hal ini diterangkan pada Perppu No.1 Tahun 2016 mengenai Perlindungan Anak, terutama pada pasal 81 (tentang sanksi terhadap pelaku pemerkosaan) dan pasal 82 (tentang sanksi terhadap pelaku pencabulan). Hal ini dilaksanakan pasalnya kekerasan seksual terhadap anak sering sehubungan dengan pedofilia (ketertarikan seksual terhadap anak di bawah 13 tahun). Berdasarkan keterangan dari American Psychological Association, pedofilia masuk dalam gangguan mental, dan hubungan intim antara orang dewasa dan anak-anak ialah hal yang salah. 



Buat anda yang hendak tahu lebih lanjut tentang kebiri kimia, sebagai berikut dijelaskan mengenai proses dan akibat yang bakal diterima. Simak fakta-faktanya inilah ini!


Lebih Jauh Tentang Kebiri Kimia

Kebiri pada pria ialah prosedur saat seseorang kehilangan faedah testisnya, sampai-sampai mereka kehilangan libido dan menjadi mandul. Terdapat dua jenis perbuatan pengebirian, yakni pembedahan dan proses kimia. Di dalam pengebirian bedah, atau pembedahan testis, efek yang didapatkan permanen. Pada pengebirian kimia yang dilaksanakan sebagai hukuman durjana seksual, pelaku diserahkan obat-obatan secara rutin untuk meminimalisir kadar testosteron dalam tubuh, sampai-sampai libidonya berkurang.


Di dalam proses kebiri kimia, besok seorang pria diserahkan obat antiandrogen untuk meminimalisir kadar testosteron. Sebenarnya, kebiri kimia seringkali digunakan guna mengobati kanker prostat stadium lanjut. Namun, kebiri kimia pun telah ditetapkan sebagai salah satu format terapi rehabilitasi untuk permasalahan kejahatan seksual. Berbeda dengan kebiri bedah, efek dari kebiri kimia hilang saat penyembuhan dihentikan. Tanyakan pada dokter berpengalaman di software Halodoc guna informasi menyeluruh bersangkutan efek proses kebiri dan fakta-fakta lainnya!


Kebiri kimia bekerja mempercepat metabolisme testosteron alami dan mengolah efek hormon dalam tubuh. Ia lantas akan memprovokasi pelepasan kelenjar pituitari dari hormon prekursor untuk buatan testosteron. Obat yang diserahkan selama proses kebiri kimia meminimalisir kadar testosteron secara efektif pada pria, menurunkan gairah seksual mereka, serta mengurangi keterampilan untuk merespon rangsang secara seksual.


Di samping Memengaruhi Gairah Seksual, Apa Efek Lain Kebiri Kimia pada Tubuh?

Meskipun telah diamini oleh pemerintah sebagai tahapan untuk memunculkan efek jera pada pelaku durjana seksual pada anak, tetapi sebenarnya akan terdapat efek samping serius yang bisa diterima oleh lelaki yang menjalani hukuman ini. Efek kebiri kimia bisa hilang setelah penyembuhan dihentikan, akan namun efek samping dapat terus hadir perlahan.


Efek samping tersebut dapat berupa hilangnya kepadatan tulang yang mengakibatkan seseorang mengidap osteoporosis atau hilangnya massa otot disertai dengan penambahan lemak tubuh yang lantas memicu gangguan jantung. Tidak melulu itu, efek laksana disfungsi ereksi, kemandulan, rambut rontok, depresi dan lemas pun akan menghantui mereka yang menjalani hukuman kebiri kimia.

mengenal kebiri kimia hukuman pelaku kejahatan seksual